Kamis, 17 Desember 2015

Ku Namai Dia, Pemilik Hati

Kenangan selalu manis, meski aku lupa menambahkan gula pada kopiku ~



Satu tahun yang lalu, di hari yang berbeda di tanggal yang sama. Kau masih saja jadi pemilik hati. 
Sesekali aku merindukan seseorang yang pernah menjadi mantan kekasihku lima tahun yang lalu. 
Dia. Sekali lagi menjadi pemilik hati. 
Cerita yang masih menjadi ketertarikan bagiku. Dia tak lebih tua dari padaku, tapi aku seringkali kalah dewasa olehnya. Entah apa itu dewasa ? aku menamainya prinsip kemanusiaan. 

Kembali ke beberapa waktu yang tak ingin ku hitung karena terlalu memakan waktu yang cukup lama. Dia yang aku kenal tak lebih sebagai adik kelasku.
Aku lupa seperti apa aku mengenalnya, bagaimana waktu membawaku menjadi dekat dengannya. Bagaimana bisa aku memberikan hatiku pada lelaki seperti dia.
Aku mungkin saja waktu itu tak sengaja jatuh. Jatuh pada hati seorang lelaki yang tak memiliki hati.

Dengan cara yang sederhana, aku pertama kali melakukan apa yang orang sebut "mencintai". Begitu saja. Aku tak paham sebenarnya apa yang aku lakukan. Hingga pada waktu kehilangan, barulah aku tahu seperti apa rasanya sakit hati.
Seperti terbang melayang, tiba-tiba kau kehilangan keseimbangan. Jatuhlah kau. Sakit ? Tidak. Kau hancur. Bagaimana mungkin kau merasakan sakit ketika kau sudah hancur.
Itulah pertama kali aku jatuh hati. Jadi jika kau siap jatuh hati, maka kuasailah dahulu sayapmu, agar saat jatuh kau tak hancur.

Ditinggalkan. Apa kau tahu hal apa yang paling menakutkan di dunia ini ?
Yaitu saat hati perempuan yang kau patahkan hatinya, berkembang menjadi penyakit kejiwaan yang tak ada obatnya, "Benci".
Pahamlah kau ketika kau dibenci oleh seorang perempuan yang pernah memberikan hatinya untukmu.
Kadang mereka tak rasional. Tak bisa mengendalikan perasaan. 
Sulit memang menerima kehilangan, apalagi yang pergi tanpa peduli pada apa yang ditinggalkannya.

Kau harus percaya. Tuhan memang harus mematahkan hatimu, untuk menyelamatkanmu dari cinta yang buruk.
5 tahun yang lalu, dibulan ini. Kami tak lagi saling mengerti. 
Rusaklah sudah perasaan perempuan itu. Dia melukai hatinya.

Kalau kau percaya pada cinta yang pergi akan kembali, maka kau tak perlu cemas. Sejauh apapun Ia pergi, Kau tak perlu cemas walau hanya sesenti.
Karena setelah patah hati yang kau lalui, ada cinta yang menantimu lagi.

Benar saja, ditinggalkan oleh cinta yang sebenarnya masih kau simpan rapi dihatimu, walau kau bersama lelaki lain tetap saja hatimu tertinggal padanya. Apa semua perempuan sama sepertiku ? ketika sudah mencintai, kau tak akan bisa memberikan hatimu lagi pada cinta yang lain seperti pertama kali saat kau jatuh hati ~

Lima tahun. Tetap saja tak ada yang berubah. Senin pada minggu.
Meski aku membiarkan hatiku dimiliki oleh kekasihku di lima tahun itu, kenangan tetap tak berubah. Benci kadangkala berubah menjadi rindu.

Aku masih saja tak percaya, ketika aku membuka hati pada lelaki yang saat itu menjadi kekasihku. Hari ke hari di tahun yang berganti. Tetap saja aku menjadi perempuan yang disakiti. Kalau saja hatiku bisa aku keluarkan dihadapan mata lelaki. Bentuknya tak karuan, seperti kasat mata. Jelas saja Ia sudah hancur dua kali. DUA KALI. Bahkan oleh lelaki yang padanya aku membuka hati, padanya waktuku kuberikan. Padanyalah segala kesusahanku tumpahkan. Padanyalah segala kebahagiaanku kubagikan. Sekali lagi, Dia patahkan hatiku.

Perempuan yang tangguh. Aku sesalkan sifat lelaki. Mematahkan hati, lalu pergi sesuka hati. Ujian terberat perempuan, melawan patah hatinya sendirian.
Beruntungkah aku ? Disaat hatiku dipatahkan kedua kalinya, disaat itu juga lelaki pemilik hatiku kembali. Aku menengadah ke atas. Apalagi ini Tuhan ?
Tentu saja tak ada perempuan yang ingin disakiti hatinya untuk kesekian kali oleh lelaki yang sama.

Ini bencana atau jawaban doa yang dulu pernah aku pinta ? Aku selalu meminta agar pemilik hatiku dikembalikan. Butuh jiwa yang besar untuk menerimanya. 
Hatimu mungkin saja menginginkannya, tapi apakah kau siap untuk segala kemungkinannya ?
Entahlah ~

Aku bukan lagi perempuan di lima tahun yang lalu.
Aku membiarkan hatiku dipatahkan begitu saja. Tidak lagi.
Aku percaya pada apa yang aku inginkan. Cinta yang baik, yang tak lagi mematahkan hatiku. Padanya, lelaki pemilik hatiku pertama kali.
Dia yang sekarang menjadi Kekasihku, sekali lagi.

Karena Cinta tak pernah mengenal untung dan rugi. Karena cinta tak pernah memiliki masa. Begitulah caraku mencintainya ~
Terimakasih telah kembali. Ku mohon jangan tersesat lagi. Aku memang bukan yang terbaik, tapi aku ingin menjadi rumah kepulanganmu. Tempat kau merebahkan diri dan meluruhkan lelah. Semoga cinta selalu setia merengkuhmu, menjagamu agar tak ada lagi yang merebutmu dariku....


Love will conquer all :)


Rabu, 16 Desember 2015

Tulisanku, Kerinduanku

Ku hidupkan dirimu dalam tulisanku. Itulah caraku merindukanmu ~

 HEALING - giclee art print illustration poster ( mending a broken heart ) ink drawing by Shira Sela via Etsy:

Kau. Bagian terbaik dari masa laluku. Bukan perkara yang mudah bagiku untuk memutuskan berpisah darimu. Merajut hati yang masih berserakan dilantai, memungut kenangan yang lumus tak terurus. 
Aku masih menaruhmu di pojok hatiku, agar cinta yang baru tak pernah tahu kalau sebelum dia singgah, ada kamu yang sebenarnya masih ku cinta. Aku lemah. Aku bukan perempuan yang pandai menyembunyikan kesedihanku. Aku memang tak mencintaimu dengan cara yang baik saat kau bersamaku, tapi percayalah aku tak pernah berbohong yang sebenarnya sering kau lakukan dan aku selalu saja sama. Berpura-pura tak pernah tahu kebohonganmu.
Aku seringkali menutupi perasaan sedihku, yang aku inginkan hanyalah kita. Kita sebagai pasangan yang seimbang. 
Aku hampir kehabisan tenaga untuk mencintaimu. Bagaimana caranya aku menguatkannya lagi juga masih jadi misteri. Yang aku percaya, kekuatan mencintai itu selalu dimiliki oleh seseorang yang berharap bahwa setelah patah hati selalu ada cinta yang lebih baik. 
Aku tahu sesekali kau bosan. Kau ingin mencari suasana yang baru, itulah sebabnya aku selalu berpura-pura tak pernah tahu kebohonganmu. Kalau saja kau mengerti rapuhnya hati seorang perempuan yang kau duakan cintanya, kalau saja aku menunjukkan padamu seperti apa bentuknya, mungkin kau akan merasa bersalah karena kau lahir dari seorang perempuan. Bahkan sakitnya melebihi sakit seorang ibu yang berjuang melahirkan anaknya.
Entah aku yang berjuang sendirian, atau memang kau yang memang sudah lelah. Kita tak lagi saling memandang ke arah yang sama. Kita tak lagi berjalan ke tujuan yang sama.
Mungkin kau tak sadar. Cinta memang tak memiliki kaki, ia tak bisa berlari. Tapi cinta pergi ketika Ia dikhianati.
Kau tak perlu merasa bersalah. Itulah pilihanmu. Meninggalkanku.
Tak perlu khawatir dengan hatiku yang berserakan, aku masih bisa memungutnya pelan-pelan. Aku juga sudah cukup dewasa untuk mengerti kalau yang sebenarnya perasaan kita telah sama-sama mati. Bedanya, aku tak ingin semuanya mati tanpa dikenang. Sedangkan kau memilih lari dari kenyataan yang buruk. Mengubur semuanya dalam hati terdalammu, seolah semua tak pernah terjadi di dunia yang menempatkan kita pada tanah yang sama namun dibatasi oleh prinsip kemanusiaan.
Aku rasa kita hanya menyia-nyiakan banyak waktu kita. Tapi apakah kau tahu, itulah waktu terbaik kita. Saat kita masih menjadi KITA.
Tuhan tak membuatnya secara kebetulan. Tuhan memberiku satu kekuatan, bahwa ada cinta yang sebenarnya tak harus kau miliki. Tak harus selalu menggandeng tangannya. Tak harus berjalan bersama. Ada cinta yang seharusnya kau biarkan pergi, bukan karena kau tak pantas memilikinya, bahwa darinya kau belajar tulus. Melepasnya. Membiarkannya tumbuh ditempat yang lebih baik, yang menyegarkan jiwa dan hatinya. 
Aku tak pernah menyesal pernah mencintaimu. Meski kau tak kembali. Setidaknya aku belajar berjuang. mengikhlaskan sesuatu yang benar saja tak bisa dipaksakan.
Bahwa kau dan aku memang harus menemukan cinta pada manusia yang lain. Yang membawamu pada arah dan tujuan yang sama.
Jika kau tak sanggup terbang, berjalanlah pelan. Berjalan pelan jauh lebih baik daripada terbang tanpa kerikil tajam yang menusuk kakimu. Lelah mengajarimu bahwa tempat terbaik harus kau lalui dengan jalan yang membuatmu berhati-hati mengambil langkah ketimbang tiba lebih awal tanpa kau tahu nikmatnya berjuang dari rasa sakit. :)
 

Rabu, 17 Desember 2014

I Miss you..

Tengah malam yang cukup rumit bagiku. itulah mengapa aku membenci malam..
Tak banyak yang dapat aku lakukan, hanya memandangi langit malam yang kesepian..
Pernah aku mencoba bertanya pada jutaan bintang yang melayang-layang di atas sana..
Apakah aku boleh memiliki satu saja dari antara mereka ? Karena aku butuh teman.

Mereka hanya diam saja. dan tetap terdiam.
Apa mungkin aku salah bertanya ? ku harap aku tak melukai perasaan mereka :(

Karena malam adalah gelap, dan gelap memancarkan hitam..
Itulah mengapa aku tak menyukai malam..
Saat sesuatu yang ingin aku lihat, namun gelap mengaburkannya..
Ingin rasanya marah..  namun amarah padam oleh rasa takut..
Aku takut. Jika aku marah kepada malam, maka ia tak akan lagi mau mendengarkanku lagi..

Sungguh aku ingin melihatnya...
Hey gelapmu malam, bisakah kau membagi sedikit pandangan tentangnya kepadaku ?

Tapi malam tak mau membagikannya...
Ku tatap langit gelap yang berwarna hitam pekat itu..

Adakah langgam yang hendak kau tunjukkan padaku ?
Tunjukkan saja apa yang ingin kau tunjukkan padaku..
Aku takkan takut, aku takkan marah..

Nampaknya malam sedang tak berpihak padaku..
Dia seakan marah. Tak mau menatapku..
Apakah salahku ?

Malam meninggalkan aku tanpa sepatah kata pun..
Meninggalkan luapan rasa yang masih tersimpan rapi di lubuk hati..

Aku pernah mengeja namamu..
Aku pernah melukiskan wajahmu..
Pernahkah Kau mengingatku lagi setelah sekian lama kau meninggalkanku ?

Tahukah engkau bahwa malam tak mau menatapku karena aku selalu memintamu kembali ?
Aku yang selalu meminta malam membisikkan perasaanku padamu..
Meski ragaku tak bersamamu..
Meski tanganku tak cukup sampai untuk menggapaimu..
Tahukah kau hati ini masih milikmu..

Dulu engkau yang meninggalkan aku..
Sekarang malam yang tak mau bertemu denganku...

Apakah engkau merasakan getar-getar rindu yang selalu aku bisikkan pada malam ?
Ku harap, Rinduku terjawab............

#J